Laman

Cari Blog Ini

Minggu, 04 September 2011

KESENIAN KETHOPRAK,SEJARAH DAN PERJALANANNYA

Hampir sama dengan Ludruk,
Ketoprak merupakan drama
tradisional yang diperagakan oleh
sebuah grup kesenian dan
digelarkan di sebuah panggung
dengan mengambil cerita dari
sejarah, cerita panji, dongeng dan
lainnya dengan diselingi lawak.
Ketoprak muncul pada tahun ± 1922
pada masa Mangkunegaran.
Kesenian ini diiringi musik dari
gamelan yang berupa lesung, alu,
kendang dan seruling.
Karena cerita atau pantun-
pantunnya merupakan sindiran
kepada Pemerintah atau Kerajaan
maka kesenian ketoprak ini dilarang.
Namun kesenian rakyat ini akhirnya
tetap berkembang di pedesaan/
pesisiran. Setelah sampai di
Yogyakarta ketoprak disempurnakan
dengan iringan gamelan Jawa
lengkap dengan tema ceritanya
mengambil babad sejarah, cerita
rakyat atau kerajaan sendiri.Ketoprak
ini dilakukan oleh beberapa orang
sesuai dengan keperluan ceritanya.
Adapun ciri khas dari Ketoprak ini
dilakukan dengan dialog bahasa
Jawa. Tema cerita dalam sebuah
pertunjukan ketoprak bermacam-
macam. Biasanya diambil dari cerita
legenda atau sejarah Jawa. Banyak
pula diambil cerita dari luar negeri.
Tetapi tema cerita tidak pernah
diambil dari repertoar cerita epos
(wiracarita) seperti Ramayana dan
Mahabharata. Sebab nanti
pertunjukkan bukan ketoprak lagi
melainkan menjadi pertunjukan
wayang orang.
Sejarah Ketoprak
Semula ketoprak merupakan
hiburan rakyat yang diciptakan oleh
masyarakat di luar kerajaan. Mereka
menyiapkan panggung dan berlagak
menjadi raja, pejuang, pangeran,
putri, dan siapa pun yang mereka
inginkan. Pada perkembangannya,
hiburan ketoprak juga diminati oleh
anggota kerajaan, dan di setiap
penampilannya selalu ada pelawak
yang membuat ketoprak terasa
semakin hidup.
Pada awal abad 19 ketoprak
dipentaskan di pendapa
Wreksodiningrat, seorang
bangsawan Kraton Solo. Saat itu,
pentas ketoprak menggunakan
cerita sederhana dan iringan
instrumen gamelan. Tahun 1924,
muncul kelompok ketoprak
kelilingan Langen Budi Wanodya,
pentas di daerah Demangan Yogya.
Karena mudah ditirukan,
bermunculan grup ketoprak.
Hampir setiap kampung memiliki
grup ketoprak.
Tahun 1925, format Ketoprak
berubah bukan hanya alat musik
yang menggunakan biola, beberapa
instrumen dan rebana, tapi juga
cerita berkembang tak hanya
ungkapan syukur petani namun
merambah problem sosial
masyarakat. "Tahun 1925-1926 ini
disepakati sebagai periode ketoprak
peralihan. Iringan musik
menggunakan seperangkat gamelan
dan cerita berkembang bersumber
pada sejarah masa lampau, tata
kostum dan tata pentas mulai
mengalami kemajuan.
Tahun 1940-an ketoprak sangat
dikenal masyarakat dampak
disiarkan radio (RRI Yogya) yang
semula bernama MAVRO. Tahun
1950-1960 ketoprak berkembang
menjadi primadona pertunjukan
masyarakat. Namun tahun
1966-1969, ketoprak mati akibat
pergolakan politik di Indonesia. Mulai
tahun 1970-an, ketoprak
dibangkitkan lagi oleh pemerintah
Orde Baru lewat institusi militer
Kodim, Korem dan Kodam.
Tahun 1990 muncul ketoprak
plesetan (humor) di Yogya. Dengan
menggunakan pola baru membuat
ketoprak kembali berubah, karena
banyak mengadopsi idiom-idiom
teater modern yang diolah dan
dikemas dalam sebuah pentas
ketoprak. Maka muncul istilah
ketoprak garapan yang
menawarkan konsep baru.
Dalam penyajian atau
pementasannya menggunakan
bahasa Jawa ini memiliki cerita yang
beragam dan menarik. Mirip dengan
teater, pertunjukan ini diisi dengan
dialog-dialog yang membawa
penonton merasakan atmosfir
“dunia” Jawa pada masa Raja-Raja
berkuasa.
Ceritanya diambil dari mana saja,
baik dari sejarah tanah Jawa hingga
cerita-cerita fantasi. Penampilannya
juga selalu disertai tembang-
tembang Jawa yang disisipkan di
beberapa bagian cerita, sehingga
dapat juga dibilang ketoprak di satu
pihak mirip dengan operet.
Kostum dan dandanannya
menyesuaikan dengan adegan atau
lakon.
Pada awalnya, ketoprak
menggunakan iringan suara lesung
dan alu yang biasa digunakan
sebagai alat penumbuk padi. Alat-
alat ini menimbulkan suara: prak,
prak, prak, yang merupakan asal
dari kata ketoprak. Namun saat ini
jalan cerita ketoprak diiringi oleh
irama gamelan dan keprak yang tak
henti. Dan ini sangat menarik
dinikmati, terutama apabila memang
pertunjukan ketoprak yang
disuguhkan mengangkat cerita
humor yang dapat mengundang
tawa.
Jenis-jenis Ketoprak
Beberapa jenis ketoprak antara lain :
Ketoprak Lesung
Sesuai dengan namanya, alat musik
yang dipergunakan dalam Ketoprak
ini terdiri dari lesung, kendang,
terbang dan seruling. Ceritera yang
dibawakan adalah kisah-kisah rakyat
yang berkisar pada kehidupan di
pademangan - pademangan, ketika
para demang membicarakan
masalah penanggulangan hama
yang sedang melanda desa mereka
atau ceritera-ceritera tentang Pak
Tani dan Mbok Tani dalam
mengolah sawah mereka.
Oleh karena itu kostum yang
dipakaipun seperti keadaan mereka
sehari hari sebagai penduduk
pedesaan, ditambah dengan sedikit
make up yang bersifat realis.
Untuk mementaskan Ketoprak
Lesung dibutuhkan pendukung
sebanyak ± 22 orang, yaitu 15 orang
untuk pemain (pria dan wanita) dan
7 orang sebagai pemusik. Dalam
pertunjukan ini tidak dikenal adanya
vokalis khusus atau waranggana.
Vokal untuk mengiringi musik
dilakukan bersama-sama baik oleh
pemusik maupun pemain.
Pertunjukan Ketoprak Lesung ini
menggunakan pentas berupa arena
dengan desain lantai yang berbentuk
lingkaran. Sampai sekarang
Ketoprak Lesung yang ada masih
mempertahankan alat penerangan
berupa obor, tetapi ada juga
pertunjukan Ketoprak Lesung yang
menggunakan lampu.
Salah satu perbedaan Ketoprak
Lesung dengan Ketoprak Gamelan
adalah adanya unsur tari. Pada
waktu masuk atau keluar panggung
atau kegiatan lain pemain Ketoprak
Lesung melakukannya dengan tarian
yang bersifat improvisasi.
Lama pertunjukan Ketoprak Lesung
ini tergantung pada kebutuhan. Bila
diminta bermain semalam suntuk
maupun setengah malam pemain
ketoprak ini akan menyesuaikan diri
dengan mengambil lakon yang tepat
untuk itu, akan tetapi dengan catatan
bahwa pertunjukan hanya dilakukan
pada malam hari.
Ketoprak Gamelan
Meskipun merupakan
perkembangan lebih lanjut Ketoprak
Lesung akan tetapi fungsi
pertunjukan Ketoprak Gamelan ini
tidak berubah, yaitu sebagai hiburan
bagi masyarakat, yang kadang-
kadang menyelipkan penerangan
penerangan dari pemerintah kepada
mereka.
Hanya saja ceritera yang dimainkan
dalam Ketoprak Gamelan ini lebih
banyak diambil dari ceritera babad
tentang kerajaan-kerajaan yang
pernah ada, terutama di Jawa. Untuk
mementaskan Ketoprak diperlukan
pendukung sebanyak kurang lebih
34 orang pemain, penabuh
gamelan, waranggana, dan dalang.
Lama pertunjukan untuk setiap
pementasan mencapai 7 sampai 8
jam, dan bisa dilakukan baik siang
maupun malam hari. Dalam
pertunjukan Ketoprak ini para aktor
biasanya berpedoman pada naskah
singkat yang dibuat oleh dalang.
Naskah ini hanya memuat pedoman
tentang adegan apa saja yang harus
ditampilkan dari inti dan ceritera
yang dipentaskan. Dialog, blocking
dan lain-lain permainan di panggung
sepenuhnya dilakukan oleh pemain
secara improvisasi. Ketoprak ini
menggunakan alat musik yang
berupa gamelan Jawa lengkap pelog
dan slendro, atau slendro saja.
Para pemain Ketoprak memakai
kostum dan make up yang bersifat
realis sesuai dengan peran dan
waktu ketika mereka tampil. Tempat
pertunjukan berupa pentas
berbentuk panggung dengan
dekorasi (latar belakang) yang
bersifat realis (sesuai dengan lokasi
kejadian, misalnya di hutan, di
kraton dan lain-lain). Demikian juga
dialog yang diucapkan para
pemainnya.
Ketoprak Gamelan dapat dikatakan
sebagai drama tradisional yang
biasanya mengambil ceritera
tentang kerajaan-kerajaan tempo
dulu. Sebelum permainan utama
ketoprak di mulai, biasanya
disuguhkan terlebih dahulu
pertunjukan extra berupa tari-tarian
yang tidak ada hubungannya
dengan ceritera yang akan
dimainkan.
Modernisasi Ketoprak
Seiring berkembangnya jaman,
budaya-budaya tradisional harus
dapat berkompromi dan beradaptasi
dengan jaman sekarang agar
mereka bisa bertahan. Modernisasi
ini bertujuan agar budaya tradisional
Indonesia tidak punah. Beberapa
tayangan di televisi yang berhasil
mempertahankan budaya ketoprak
adalah Ketoprak Jenaka, Ketoprak
Humor, Ketoprak Canda, Ketoprak
Jampi Stres dan Ketoprak Plesetan.
Tayangan-tayangan televisi di atas
telah dimodifikasi sedemikian
sehingga mereka dapat beradaptasi
dengan jaman sekarang, tetapi tidak
kehilangan esensi mereka sebagai
kebudayaan tradisional.
Menurut data Survey Research
Indonesia, salah satu lembaga
pemeringkat acara televisi, akhir Juni
2000, rating (peringkat) Ketoprak
Canda 5. Artinya, acara itu ditonton
oleh 5% dari sejumlah pemirsa di
beberapa kota yang disurvai.
Sementara Ketoprak Humor
mengumpulkan rating 9. Dari
angka-angka di atas, dapat kita lihat
bahwa modernisasi ketoprak di
Indonesia cukup berhasil.

Sabtu, 03 September 2011

Rewondo 2011


Ritual sesaji rewondo ini dilaksanakan setiap tanggal 3 syawal oleh warga Kampung Talun Kacang Kelurahan Kandri Kecamatan GunungPati. Acara ini diawali karnaval dari halaman masjid Al. Mabrur menuju Goa Kreo. Arak – arakan Karnaval terdiri dari Manggoloydo, Pembwa Spanduk, Pembawa Umbul – umbul 4 warna ( merah, putih, kuning, hitam ), pembawa bunga manggar, pembawa kayu jati, para santri, pembawa tumpeng sesaji, pager ayu, pager bagus dan para penari gado-gado Semarangan. Sampai di halaman Goa Kreo diadakan penyerahan tumpeng sesaji yang dilaksanakan oleh juru kunci kepada rewondo baik yang masih hidup maupun yang sudah mati ( leluhur/roh ), kemudian para santri naik ke puncak untuk tahlil dan berdoa bersama memohon kepda Tuhan YME agar para karyawan, masyrakat talun kacang, dan para pengunjung diberkahi keselamatan, panjang umur dan rejeki yang halal...